Inspirasi Romiyati memilih codhot (kelelawar) dan bajing (tupai) menjadi bahan kuliner berasal dari upayanya menangkap beberapa dari kawanan mereka yang merusak hasil panen kelapa, aren, dan buah-buahan. Codhot dan bajing merupakan hama yang dinilai meresahkan penduduk sekitar, kebetulan suami Romiyati mempunyai hobi berburu hama-hama tersebut, hal inilah yang mendasari untuk membuka warung makan dengan kuliner khas codhot dan bajing.
Romiyati lebih sering menyajikan kuliner utama warung makannya dengan dimasak tongseng, karena olahan ini yang paling digemari. Tongseng codhot selain rasanya yang khas, juga diyakini mampu menyembuhkan penyakit asma. Sedangkan, tongseng bajing dapat menurunkan tekanan darah tinggi dan tongseng emprit mampu menambah stamina dan penyembuh asam urat. Cara masaknya hampir sama dengan daging lainnya atau ayam. Setelah dikuliti dan dibersihkan, kemudian dagingnya direbus hingga empuk, lalu potong kecil-kecil dagingnya (dipisahkan dengan tulang) kemudian dimasak dengan menggunakan sedikit air. Setelah mendidih, cukup tambahkan bumbu ketumbar, bawang merah, bawang putih dan merica yang telah dihaluskan. Berikan garam, penyedap rasa dan kecap lalu tunggu hingga kuah meresap. Hidangan tongseng pun siap disajikan.
Warung ini buka tiap pukul 15.00-22.00 WIB. Harga tiap porsi tongseng Codhot di warung ini berkisar Rp.7.000,00 Sedangkan, satu porsi tongseng bajing dihargai Rp.15.000,00 dan tongseng emprit Rp.8.000,00. Kuliner ini bukan hanya soal rasanya tapi juga khasiatnya bagi kesehatan tubuh. Berlokasi di Jl Bantul Km 5,5 Yogyakarta.
Bersumber dari : Arisca meir/kotajogja.com