Rabu, 19 November 2014

Menginap di Peti Mati & 5 Kamar Ajaib di Hotel Jerman

Menginap di hotel unik bisa menjadi kesenangan tersendiri bagi wisatawan. Di Berlin, Jerman ada 2 hotel dengan koleksi kamar unik. Ada kamar dengan tema peti mati, hingga isi kamar terbalik 360 derajat. Wah, menarik!

Kamar unik seperti itu bisa kita temui di hotel seni Propeller Island City Lodge dan Arte Luise Kunsthotel di Berlin, Jerman. Masih banyak kamar dengan tema unik lain di kedua hotel itu. Apa saja? Seperti ditengok detikTravel dari situs resminya, Kamis (9/10/2014) inilah beberapa kamar unik di hotel itu:

1. Kamar Peti Mati



Kamar peti mati ini bisa dijumpai di Propeller Island City Lodge. Nama resminya kamar ini adalah The Gruft. Tempat tidurnya sendiri terdiri dari dua peti meti berwarna putih. Hii..agak seram ya traveler?

Tapi jangan takut dulu traveler, ini hanya untuk seru-seruan saja. Traveler bisa merasakan sensasi tidur di peti mati ala Drakula yang hidup ratusan tahun. Anda bisa menyewa kamar ini dengan harga 115 Euro per malam (Rp 1,8 juta). Sepadan dengan keunikannya.

2. Kamar Terbalik 360 Derajat



Kamar dengan judul Upside Down ini memang sesuai dengan namanya. Interiornya terbalk 360 derajat! Sofa, meja dan kursi diletakkan dengan ajaib di langit-langit kamar, sementara tempat tidurnya ada di bawah.

Gravitasi pun seakan tidak berarti di kamar ini. Sungguh suatu pengalaman unik bagi para traveler ketka menginap di sini. Anda bisa menebus pengalaman ini hanya seharga 115 Euro saja per malam (Rp 1,8 juta). Unik!

3. Kamar Museum



Kamar selanjutnya bertemakan museum. Para traveler seakan-akan sedang tidur di dalam sebuah museum. Kamar yang didesain ala museum ini memang menarik untuk dicoba.

Kamar ini dihiasi benda-benda relik dan bersejarah, interiornya juga ditata sedemikian rupa sehingga mirip sebuah museum. Kamar seharga 115 Euro per malam ini (Rp 1,8 juta) sungguh cocok bagi traveler penyuka sejarah.

4. Kamar Safari



Kamar dengan tema safari ini dihiasi dengan lukisan cheetah, dan sebuah patung burung yang berdiri di atas sebatang pohon. Kursinya juga dari anyaman kayu, warna mayoritas cokelat, kamar ini benar-benar ala Afrika!

Anda akan merasa seperti sedang diajak menginap di rumah seorang kepala suku di Afrika. Menarik bukan? Kamar yang dibanderol dengan harga 89-210 Euro ini akan menarik hati traveler untuk tinggal barang semalam saja.

5. Kamar Kabaret



Kamar satu ini bernuansa berani dan gemerlap, dengan warna merah marun yang dominan. Ya, inilah kamar dengan tema kabaret ala Berlin di tahun 1920-an, lengkap dengan replika patung gadis penari di tengahnya. Sungguh menarik!

Anda dan pasangan akan merasakan nuansa seperti Love Hotel ala Tokyo di kamar ini. Kamar yang didesain oleh Nathalie Daoust ini benar-benar memenuhi fantasi yang ada di dalam kepala Anda. Atmosfer pertunjukan kabaret sungguh terasa, Anda harus coba!

6. Kamar Mata-Mata



Spy Room, itulah nama kamar ini. Kamar yang di desain oleh Gerald Hartwig akan membawa Anda merasakan tidur d kamar seorang agen rahasia lengkap dengan segala peralatan mata-matanya. Wah!

Anda akan menemukan peti dengan peralatan menyamar, teropong, hingga foto-foto calon 'tersangka' pun dipajang di sini. Anda bisa menebus sensasi menginap ala Sherlock Holmes ini dengan harga 53-119 Euro saja.

Wahyu Setyo - detikTravel

Senin, 03 November 2014

Brownis Seharga Rp 60 Juta Pecahkan Rekor Muri

Brownis Mocav, buatan civitas Universitas Jember berhasil memecahkan rekor Muri sebagai brownis terbesar, Kamis (23/10/2014).
JEMBER, KOMPAS.com - Brownis berbahan baku tepung mocav alias Modified Cassava buatan civitas Universitas Jember, berhasil tercatat sebagai rekor ke 6.694 sekaligus memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri), Kamis (23/10/2014).

Brownis Mocav yang memiliki panjang 310 centimeter, lebar 310 centimeter, dan tebal 20 centimeter, dibuat untuk peringatan Dies Natalis Unej ke-50. Biaya pembuatan mencapai Rp 60 juta, menghabiskan 325 kg tepung mocav, 500 kg telur, 300 kg minyak goreng, dan 300 kg gula pasir. Sebagai penanda peringatan 50 Tahun Unej, brownis itu diberi toping tulisan 50.

Kuliner itu dibuat selama dua hari, dengan melibatkan 100 orang. Mereka membuat ukuran 30 Cm x 10 Cm hingga terkumpul 1.500 kue yang lalu disatukan hingga menjadi brownis mocav raksasa.

"Membutuhkan waktu dua hari untuk membuatnya," ujar ketua panitia sekaligus dosen Fakultas Teknologi Pertanian, Ahmad Nafi.

Manajer Senior Muri Paulus Pangka mengatakan, brownis tersebut berbeda dari brownis pada umumnya. "Biasanya kan terbuat dari tepung terigu, namun ini terbuat dari tepung mocav. Inovasi baru yang patut diapresiasi, juga ukurannya besar yang belum terpecahkan di tempat lain," ujar Paulus.

Sebelumnya Unej juga pernah mencatatkan rekor di MURI, untuk bendera terbanyak mencapai 3.689 bendera. Masyarakat dan civitas Unej antusias terhadap pemecahan rekor brownis mocav raksasa itu. Mereka mengerubungi brownis itu untuk melihat dari dekat. Dan setelah dicatat oleh Muri, brownis itu dipotong dan dibagikan kepada pengunjung.

Peneliti mocav Unej Prof Achmad Subagio mengatakan, inovasi tepung mocav bisa menggantikan tepung terigu. "Kalau  terigu bisa digantikan maka membantu ketahanan pangan bisa terjaga," katanya.