Kamis, 05 Februari 2015

TOYPHOTOGRAPHY SATUKAN HOBI FOTOGRAFI DAN KOLEKSI MAINAN

foto Kaya Mate berjudul ‘War Time’ foto lokasi
halaman rumah nenek, foto: dok.pri
FUN karena toysphotography menyatukan dua hobi, mengoleksi mainan dan memotret. Kepuasannya adalah ketika hasil karya diapresiasi dengan positif oleh masyarakat. Tak perlu modal mahal untuk bergabung dalam komunitas ini, cukup punya kamera ponsel dan punya mainan.

Melihat hasil dari memotret mainan ini sangat menyenangkan. Selain si pehobi bisa berfantasi dengan karakter mainan, ia bisa membuat karakter tersebut seakan hidup melalui sebuah jepretan foto. Maraknya media sosial memberi keuntungan tersendiri. “Kami mengejar likes dan komen di berbagai sosial media,” kata Rahmat Budiman atau yang biasa disapa Mate Tampan, salah satu pendiri komunitas ToyPhotography di Jakarta.

Secara singkat, awal berdirinya Toyphotography Indo adalah 16 Desember 2012, berawal dari sejumlah kolektor dan pecinta fotografi mainan di Indonesia yang kerap berbincang di group LINE Toycrewbuddies (komunitas Toyphotography Internasional). Kemudian mereka memutuskan untuk kopi darat dan akhirnya membuat komunitas ini. menurut Mate ada sekitar 8 orang yang membentuk pertama kemudian menentukan nama ToyGraphyID.

Mate Sedang diliput media TV saat sedang memotret mainannya, foto: dok.pri
Lalu alat fotografi apa saja yang diperlukan untuk memotret mainan ini? “Sebenarnya nggak ada batasan kamera apa pun, walaupun kesininya member ToyGraphyID makin serem perlengkapan kameranya. Mulai dari spek kamera DSLR sampai lensanya, tapi itu bukan srata khusus, karena sampai sekarang saya masih menggunakan smartphone,” papar Mate, sekaligus ingin menunjukkan bahwa toyphotography itu murah meriah dari alat hingga mainannya.

Siapa saja yang tertarik ingin bergabung dengan komunitas ini tidak ada syaratnya, yang penting suka memotret dan suka mainan. Caranya bergabung perbanyak foto-foto mainan lalu upload ke instragram tag ke ToyGraphyID atau sertakan hastag #toygraphyid, nanti dengan sendirinya admin akan mendaftarkan ke akun LINE calon member ke grup LINE ToyGraphyID. Grup inilah yang menjadi tempat para member berkomunikasi.


Komunitas ToysGraphyID, foto: dok.pri
Agenda komunitas ini dalam waktu dekat adalah akan melakukan pameran hasil karya foto para member, untuk informasinya bisa mencari di instagram, twitter dengan nama ToyGraphyID. Selain pameran biasanya mereka hunting foto atau berbelanja mainan bersama di Toys Fair. “Sisanya kami saling sharing tips atau sesekali mengisi workshop di beberapa event, ” kata Mate.

Natalia S. - Tembi Rumah Budaya

Jumat, 30 Januari 2015

Menilik Asal "Fortune Cookies"



Saat mengonsumsi fortune cookies biasanya yang diincar bukan rasa, tapi apa yang tertulis di kertas yang dimasukkan ke dalamnya. Kue yang dipercaya berisi ramalan jitu dan membawa keberuntungan ini biasanya disajikan di kedai-kedai masakan Tiongkok di Amerika Serikat.

Banyak orang menganggap kalau fortune cookies berasal dari Tiongkok. Tapi ternyata kue renyah ini berasal dari Jepang. Di Jepang, fortune cookies dikenal dengan banyak nama, antara lain Tsujiura Senbei, Omikuji Senbei dan Suzu Senbei. Saat ini di Kyoto masih ada toko kue keluarga yang membuat fortune cookies menggunakan tangan, yaitu Fushimi Inari Shrine.

Yasuke Nakamachi, seorang ahli sejarah Jepang, mengungkap kalau ada bukti sejarah fortune cookies berasal dari Jepang. Salah satunya adalah kedai kue di Kyoto yang sampai saat ini masih membuat fortune cookies. Lalu, terdapat gambar dari 1878 yang memperlihatkan seorang pria sedang membuat fortune cookies.

Kuliner ini kemudian populer di Amerika Serikat ternyata karena dipopulerkan oleh warga Tiongkok. Pada akhir 1950-an, diperkirakan 250 juta fortune cookies diproduksi setiap tahun oleh pabrik kue. Salah satu yang terbesar adalah pabrik Lotus Fortune di San Francisco, yang pendirinya, Edward Louie, menemukan mesin pencetak fortune cookies.

Sampai sekarang, fortune cookies masih sangat diminati di Amerika Serikat. Kue ini bisa dibilang melalui perjalanan panjang. Ditemukan di Jepang, dipopulerkan oleh warga Tiongkok dan digilai masyarakat Amerika Serikat.

Penulis: Mutia Nugraheni/MUT - Beritasatu

Sumber:Pop Sugar

Rabu, 28 Januari 2015

Pembuat Warangka Keris Disebut Mranggi

Pembuat warangka keris
Setiap jenis pekerjaan di masyarakat Jawa ada namanya. Begitu pula dengan pembuat sarung keris atau warangka. Masyarakat Jawa menamakan pembuat warangka dengan sebutan mranggi. Sementara pembuat keris disebut empu. Jadi ada perbedaan antara pembuat keris dengan warangkanya. Orang yang ahli membuat warangka sebenarnya pantas disebut empu mranggi. Namun penyebutan tersebut tidak lazim.

Bambang Harsrinuksmo di bukunya berjudul Ensiklopedi Keris (2004) pada halaman 521 menguraikan bahwa ada beberapa nama mranggi terkenal dari wilayah Surakarta dan Yogyakarta masa lalu, di antara adalah Nayawirangka atau Atmacendana, Prodjowirongko, dan Darmowirongko (ketiganya dari Surakarta, sudah almarhum), serta Asmopawiro (dari Yogyakarta, juga sudah wafat).

Selanjutnya Bambang menguraikan bahwa pembuat warangka atau mranggi disebut profesional atau ahli apabila tidak hanya terampil dan cermat membuat warangka keris, tetapi juga mahir dalam membaca karakter orang yang hendak memesan warangka keris. Jadi tidak asal membuat saja. Hal itu dimaksudkan untuk dapat menentukan wanda warangka yang akan dibuatnya.

Warangka keris

Selain itu, mranggi juga harus pandai menentukan kualitas kayu yang hendak dijadikan warangka. Kualitas kayu yang baik bisa ditentukan oleh mranggi, apabila ia tahu bahwa kayu tersebut terhindar dari berbagai cacat, seperti retak, pecah, berlubang, atau busuk di dalamnya. Mranggi juga harus tahu cara memotong kayu bahan warangka pelet kendit (pola gambar yang berupa garis coklat tua kehitaman atau putih, melintang mendatar pada permukaan warangka atau ukiran), sehingga pelet kendit itu dapat tampil di permukaan sisi depan warangka secara optimal.



Rabu, 21 Januari 2015

Cerita di Balik 4 Bahan Masakan Termahal di Dunia

Hasil masakan yang nikmat bukan hanya bergantung dari teknik mengolahnya, tapi juga kualitas bahan-bahannya. Untuk mendapat bahan kuliner yang berkualitas tentu ada harga yang harus dibayar.

Beberapa bahan kuliner bahkan memiliki harga selangit. Tapi harga tersebut sepadan dengan kualitas dan prosesnya yang memakan waktu lama. Anda ingin tahu apa saja bahan masakan termahal di dunia? Berikut daftarnya.

1. Aceto Balsamico


Cuka tradisional asli Italia atau aceto balsamico terbuat dari hasil panen anggur Trebbiano putih terakhir. Anggur ini direbus dengan suhu tertentu hingga terbentuk konsentrat. Cairan tersebut kemudian ditempatkan dalam serangkaian barel tertutup kain, sehingga air menguap dari waktu ke waktu sampai cairan berubah menjadi sirup kental, gelap, manis, dan dengan rasa yang kompleks.

Pembuatannya memakan waktu minumum 12 tahun dan rasa paling nikmat adalah cuka yang berusia 25 tahun. Produk harus dibuat dengan standar ketat di provinsi Modena atau Reggio Emilia Italia. Sebelum dikemas dalam botol per 100 mililiter, cuka ini harus melalui kontrol konsorsium di daerah tersebut. Harganya US$ 200 atau Rp 2.500.000 per 100 mililiter.

2. Jamon Iberico de Bellota


Jamon Iberico de bellota adalah olahan kaki babi yang diternakkan di hutan ek tua di bagian barat Spanyol. Babi-babi tersebut hanya mengonsumsi biji-bijian, jamur liar, dan rumput di area tersebut. Hal ini untuk menghasilkan daging yang kaya rasa dan rendah lemak jenuh. Bagian kaki babi kemudian diawetkan dengan cara tradisional. Harga kaki babi ini US$ 1.300 atau Rp 16.400.000 per 6,8 kilogram.

3. Saffron


Berasal dari bunga, Saffron merupakan rempah termahal di dunia. Tumbuhan ini tumbuh subur hanya di wilayah Mediterania dan Timur Tengah. Sebelum dikemas, rempah ini dinilai kualitasnya oleh Badan Standarisasi Internasional (ISO) yang berbasis di Swiss. Peringkatnya mulai dari 0 hingga 250, tergantung warna, aroma dan rasa. Untuk Saffron kualitas terbaik harganya US$ 30 atau Rp 370.000 per gram.

Mengapa harga Saffron sangat mahal? Ternyata ada proses yang rumit untuk mendapatkannya. Dibutuhkan banyak pekerja untuk memetiknya secara hati-hati. Bunga dibersihkan, disortir benang-benangnya untuk kemudian dipanggang. Dibutuhkan area seluas lapangan sepakbola hanya untuk memproduksi 1 pon bunga Saffron, yang harus dipetik segera setelah mekar.

4. Sarang burung walet




Sarang burung walet sering dijadikan olahan sup. Harganya memang sangat mahal, terutama jika sarang tersebut hanya diambil dari satu burung saja. Sarang tersebut terbuat dari air liur burung dan dipercaya mengandung nutrisi tinggi. Biasanya sarang-sarang banyak ditemui di gua-gua yang berada di wilayah Asia Tenggara, seperti Indonesia dan Malaysia.

Tapi kini ada juga pebisnis yang sengaja membuat ruangan untuk dijadikan sarang burung walet. Saat sarang sudah cukup banyak akan lebih mudah diambil dan langsung dijual. Harga sarang burung ini sekitar US$ 1.000 atau Rp 12.500.000 per 0,5 kilogram. Dibutuhkan waktu hingga dua bulan untuk burung walet jantan membangun sarang halus dari air liurnya. Setiap burung akan membangun hanya dua sampai tiga sarang per tahun, dan ini dilakukan hanya pada musim semi.

Penulis: Mutia Nugraheni/MUT - beritasatu

Selasa, 06 Januari 2015

Gelang Balian : Pelengkap Ritual Pengobatan Suku Dayak

Gelang balian
Salah satu jenis aksesoris yang biasa digunakan wanita sebagai pelengkap berbusana sehari-hari yaitu gelang. Dalam tradisi Suku Dayak, gelang selain sebagai aksesoris pemanis bisa juga digunakan sebagai pelengkap ritual pengobatan yang digunakan oleh dukun pengobat yang biasanya disebut balian.

Kerja balian dalam mengobati pasien disebut manatamba atau batutulung. Dalam upacara batutulung orang yang sakit diletakkan membujur, dan selama siang malam sang balian batandik (menari setengah loncat) mengelilingi orang sakit sampai akhirnya orang itu sembuh. Sebutan balian bisa digunakan untuk perempuan ataupun laki-laki.

Gelang balian kuno
Gelang balian ini terbuat dari perunggu, bentuknya bulat melingkar dan cukup berat. Gelang ini biasa disebut gelang hiyang ( dewa ) dan apabila dibunyikan dipercaya dapat memanggil roh-roh dewa dan leluhur selama ritual pengobatan berjalan.

Pemakaian gelang balian
Gelang ini dipasang di pergelangan tangan dengan jumlah genap yang sama atau lebih, sehingga apabila tangan dihentakkan atau digoyang akan terjadi benturan dan menghasilkan suara yang cukup nyaring. Pemakaian jumlah gelang di tangan menunjukkan tingkat kesaktian balian tersebut. Jika dia memakai gelang sebanyak 3 buah berarti tingkat kesaktiannya sudah level tertinggi, yang juga bisa dilihat dari kelihaiannya menari dan membunyikan gelang pada saat bersamaan yang memang tidak mudah untuk dilakukan.

Naskah dan Foto : Beatrix R Imelda

Bersumber dari : Hugo M Satyapara - Tembi Rumah Budaya

Senin, 08 Desember 2014

Di Toraja, Jenazah Bayi Dimakamkan di Pohon

Obyek wisata Baby Grave Kambira di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2014). Di sini jenazah bayi dimakamkan dalam pohon Taraa'. Bayi yang meninggal dan dimakamkan di pohon ini syaratnya berusia di bawah 6 bulan.

Kabupaten Toraja Utara dan Kabupaten Tana Toraja di Sulawesi Selatan memiliki keunikan tersendiri dalam upacara pemakaman jenazah. Jenazah orang dewasa biasanya dimakamkan di goa, batu, atau tebing dengan dibuat lubang untuk menempatkan peti jenazah. Lantas bagaimana jika yang meninggal masih bayi?

Kuburan bayi tersebut salah satunya bisa ditemukan di Kambira, Kabupaten Tana Toraja. Selasa (18/11/2014), peserta Famtrip Destination Management Organization (DMO) Toraja yang terdiri dari para biro perjalanan asal Bali, Yogyakarta, Jakarta, Singapura, dan Malaysia menyempatkan diri mampir ke Baby Grave Kambira.

Obyek wisata Baby Grave Kambira di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2014). Di sini jenazah bayi dimakamkan dalam pohon Taraa'. Bayi yang meninggal dan dimakamkan di pohon ini syaratnya berusia di bawah 6 bulan.
Untuk mencapai lokasi wisata pemakaman, wisatawan akan diajak berjalan kaki menuruni anak tangga yang tak jauh dari lokasi pintu masuk Baby Grave Kambira. Dengan membayar tarif masuk sebesar Rp 10.000, langkahkan kaki menuruni anak tangga memasuki hutan bambu yang rindang. Di tengah rimbunan bambu, berdiri sebatang pohon yang menjulang tidak terlalu tinggi. Namun, di batang pohon itu dipenuhi bentuk kotak-kotak dan ditutupi ijuk.

Tempat pemakaman jenazah bayi di pohon Taraa' di obyek wisata Baby Grave Kambira di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2014). Bayi yang meninggal dan dimakamkan di pohon ini syaratnya berusia di bawah 6 bulan.
"Ini namanya pohon taraa' dan digunakan sebagai tempat menguburkan jenazah bayi. Sekitar 10 tahun yang lalu pohon-pohon yang sudah berusia ratusan tahun itu terkena petir," kata A Soba, pemandu wisata Famtrip DMO Toraja, memberikan penjelasan. Memang terlihat tinggi pohon taraa' tersebut agak terpotong dan hanya menyisakan batang pohon. 

Soba melanjutkan, bayi yang meninggal dan dimakamkan di pohon ini syaratnya berusia di bawah 6 bulan, belum tumbuh gigi susu, belum bisa jalan, dan masih menyusui. "Bayi dengan kondisi seperti itulah yang dianggap masih suci. Spirit pohon menjaga bayi ini," katanya.

Menurut Soba, pemakaman bayi pada sebatang pohon ini dalam bahasa Toraja disebut Passilliran dan hanya dilakukan oleh masyarakat Toraja yang menganut Aluk Todolo (kepercayaan terhadap leluhur).

Pohon taraa' sengaja dipilih sebagai tempat menguburkan bayi karena memiliki banyak getah yang dianggap sebagai pengganti air susu ibu (ASI). "Dengan menguburkan bayi di pohon taraa', orang Toraja menganggap bayi tersebut dikembalikan ke rahim ibunya," katanya.
Toko suvenir di obyek wisata Baby Grave Kambira, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Selasa (18/11/2014).
Lantas bagaimana proses pemakamannya? Soba menjelaskan, pohon taraa' tersebut dilubangi dengan diameter seukuran bayi. Kemudian jenazah bayi diletakkan dalam lubang pohon tanpa dibungkus. Selanjutnya, lubang ini ditutup dengan menggunakan ijuk.

Terlihat di batang pohon taraa' beberapa lubang yang sudah dilapisi ijuk tersusun rapi. Tak ada bau yang tercium dari lubang pohon tersebut. Hanya desiran pohon bambu terasa menyejukkan tubuh pada siang hari yang terik itu. Seusai mengunjungi Baby Grave Kambira, jangan lupa membeli oleh-oleh khas Toraja.

I Made Asdhiana - travel.kompas


Rabu, 19 November 2014

Menginap di Peti Mati & 5 Kamar Ajaib di Hotel Jerman

Menginap di hotel unik bisa menjadi kesenangan tersendiri bagi wisatawan. Di Berlin, Jerman ada 2 hotel dengan koleksi kamar unik. Ada kamar dengan tema peti mati, hingga isi kamar terbalik 360 derajat. Wah, menarik!

Kamar unik seperti itu bisa kita temui di hotel seni Propeller Island City Lodge dan Arte Luise Kunsthotel di Berlin, Jerman. Masih banyak kamar dengan tema unik lain di kedua hotel itu. Apa saja? Seperti ditengok detikTravel dari situs resminya, Kamis (9/10/2014) inilah beberapa kamar unik di hotel itu:

1. Kamar Peti Mati



Kamar peti mati ini bisa dijumpai di Propeller Island City Lodge. Nama resminya kamar ini adalah The Gruft. Tempat tidurnya sendiri terdiri dari dua peti meti berwarna putih. Hii..agak seram ya traveler?

Tapi jangan takut dulu traveler, ini hanya untuk seru-seruan saja. Traveler bisa merasakan sensasi tidur di peti mati ala Drakula yang hidup ratusan tahun. Anda bisa menyewa kamar ini dengan harga 115 Euro per malam (Rp 1,8 juta). Sepadan dengan keunikannya.

2. Kamar Terbalik 360 Derajat



Kamar dengan judul Upside Down ini memang sesuai dengan namanya. Interiornya terbalk 360 derajat! Sofa, meja dan kursi diletakkan dengan ajaib di langit-langit kamar, sementara tempat tidurnya ada di bawah.

Gravitasi pun seakan tidak berarti di kamar ini. Sungguh suatu pengalaman unik bagi para traveler ketka menginap di sini. Anda bisa menebus pengalaman ini hanya seharga 115 Euro saja per malam (Rp 1,8 juta). Unik!

3. Kamar Museum



Kamar selanjutnya bertemakan museum. Para traveler seakan-akan sedang tidur di dalam sebuah museum. Kamar yang didesain ala museum ini memang menarik untuk dicoba.

Kamar ini dihiasi benda-benda relik dan bersejarah, interiornya juga ditata sedemikian rupa sehingga mirip sebuah museum. Kamar seharga 115 Euro per malam ini (Rp 1,8 juta) sungguh cocok bagi traveler penyuka sejarah.

4. Kamar Safari



Kamar dengan tema safari ini dihiasi dengan lukisan cheetah, dan sebuah patung burung yang berdiri di atas sebatang pohon. Kursinya juga dari anyaman kayu, warna mayoritas cokelat, kamar ini benar-benar ala Afrika!

Anda akan merasa seperti sedang diajak menginap di rumah seorang kepala suku di Afrika. Menarik bukan? Kamar yang dibanderol dengan harga 89-210 Euro ini akan menarik hati traveler untuk tinggal barang semalam saja.

5. Kamar Kabaret



Kamar satu ini bernuansa berani dan gemerlap, dengan warna merah marun yang dominan. Ya, inilah kamar dengan tema kabaret ala Berlin di tahun 1920-an, lengkap dengan replika patung gadis penari di tengahnya. Sungguh menarik!

Anda dan pasangan akan merasakan nuansa seperti Love Hotel ala Tokyo di kamar ini. Kamar yang didesain oleh Nathalie Daoust ini benar-benar memenuhi fantasi yang ada di dalam kepala Anda. Atmosfer pertunjukan kabaret sungguh terasa, Anda harus coba!

6. Kamar Mata-Mata



Spy Room, itulah nama kamar ini. Kamar yang di desain oleh Gerald Hartwig akan membawa Anda merasakan tidur d kamar seorang agen rahasia lengkap dengan segala peralatan mata-matanya. Wah!

Anda akan menemukan peti dengan peralatan menyamar, teropong, hingga foto-foto calon 'tersangka' pun dipajang di sini. Anda bisa menebus sensasi menginap ala Sherlock Holmes ini dengan harga 53-119 Euro saja.

Wahyu Setyo - detikTravel